Meski AS meluncurkan rudal, Pelajar WNI masih latihan gamelan


Jakarta, Situasi di ibu kota Suriah, Damaskus, masih kondusif setelah Amerika Serikat meluncurkan rudal ke pangkalan udara di Homs. Sejumlah pelajar warga negara Indonesia di Damaskus bahkan masih berencana mengikuti latihan gamelan pada Sabtu (8/4) esok.

"Situasi di Damaskus masih aman-aman saja, tidak ada peningkatan keamanan atau semacamnya. Kami bahkan besok masih latihan gamelan," ujar Konsultan Persatuan Pelajar Indonesia di Suriah, M Ahsin, Jumat (7/4).

Ahsin mengatakan, latihan gamelan yang dipimpin langsung oleh Duta Besar RI di Suriah, Djoko Harjanto, ini memang rutin dilakukan di KBRI Damaskus setiap Sabtu pukul 10.00 setiap pekan.

Menurut Ahsin, tak ada yang perlu dikhawatirkan karena koordinasi antara PPI dan KBRI Damaskus sangat baik. KBRI Damaskus hanya mengimbau agar WNI tetap berjaga dan terus menjalin komunikasi.

"Hanya imbauan biasa saja. Lagipula, keadaan kami pasti terpantau karena PPI berkumpul di satu area dan tempatnya sangat dekat dari KBRI, hanya sekitar 15 menit. Mahasiswa di sini juga hanya 17 orang," tutur Ahsin.

Situasi di Damaskus sendiri masih sangat aman. Ahsin dan sejumlah pelajar lainnya bahkan masih dapat menunaikan ibadah salat Jumat dengan khusyuk.

"Warga Suriah sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Lagipula, Damaskus jauh dari tempat serangan yang letaknya di Homs," kata Ahsin.
Sebelumnya, Pejabat Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Damaskus, Makhya Suminar, juga mengatakan bahwa keadaan di Suriah secara umum masih kondusif dan belum ada rencana intensifikasi evakuasi WNI sebagai langkah antisipasi ekskalasi agresi AS.

"Sampai saat ini belum sampai ke situ (evakuasi). Kami selalu berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan pemerintah Suriah menjamin keselamatan tidak hanya warganya, tapi juga warga Indonesia yang ada di sini," kata Makhya.

Dia menjelaskan, program repatriasi dan pemulangan WNI sebenarnya yang rutin dilakukan sejak 2012 lalu akan terus terlaksana, dengan atau tanpa adanya serangan AS ke Suriah.

Berdasarkan data Kemlu, pada 2012 lalu ada sedikitnya 12 ribu WNI di Suriah, sebagian besar merupakan TKI. Hingga 2016, Kemlu berhasil memulangkan lebih dari 10 ribu WNI ke kampung halamannya.

Kini, diperkirakan ada sekitar 1.400 WNI di Suriah, kebanyakan berada di Damaskus. Angka itu tidak termasuk para korban Tindak Pidana Perdagangan Orang yang masih terus berdatangan meski negara itu dilanda perang.

Meski tidak ada upaya intensifikasi pemulangan WNI, KBRI sudah siap dengan langkah-langkah darurat jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. "Kami sudah punya SOP-nya (prosedur operasi standar)," ujar Makhya tanpa menjelaskan lebih lanjut.

sumber : cnnindonesia.com

0 Response to " "

Posting Komentar